Rabu, 24 September 2008

SEJARAH GEREJA UMUM

SEJARAH GEREJA UMUM


Mendirikan pusat pekerjaan di pulau Lindisfarne, yang dikenal sebagai Pulau suci. Ia membangun biara di tempat ini yang berfungsi sebagai Pusat penginjilan. Aidan memberi perhatian besar kepada pendidikan yang akhirnya menghasilkan orang Kristen yang mampu. Tatkala Aidan meningga tahun 651 Gereja Celtik di Inggris Utara telahkuat berdiri.
Beberapa tahun sebelum Gereja Celtik memulai usaha missionari di Inggris Utara, Gereja Roma telah mulai di Inggris Selatan. Uskup Roma Gregory I setelah melihat seorang budak Anglo-Saxon yang akan dijual di pasar, memutuskan untuk menginjili Inggris. Dari biara Santa Andrew di Roma ia memilih Agustinus untuk memimpin sekelmpok Missionaris ke Inggris Selatan untuk memenangkan orang-orang Anglp-Saxon kepada iman Kristen. Kelompok biarawan itu tiba di pulau Thanet di pantai Kentish pada musim panas tahun 597.
Melalui gadis Bertha yang telah menjadi Kristen sebelum menjadi permaisuri Raja Ethelbert dari Kerajaan Kent, raja akhirnya mengaku kristen dan sebagian besar rakyatnya serentak menerima kekristenan.
Perkembangan gereja Celtik Utara dan gereja Roma dari Selatan akhirnya saling menyaingi dengan hebat. Perbedaan-perbedaan bentuk kedua gereja ini membingungkan orang. Raja Oswy akhirnya mengadakan suatu pertemuan besar untuk menyelesaikan masalah ini di Whitby tahun 663. Gereja Roma akhirnya menang. Theodore di kirim ke Inggris untuk mengorganisasikan gereja Kristen di Inggris di bawah panji Gereja Roma. Dasar organisasi yang dibuatnya masih terdapat dalam gereja Anglikan sekarang. Theodore juga membuat sekolah-sekolah di Jarrow dan York adalah yang paling terkenal. Sekolah-sekolah ini menghasilkan ahli-ahli seperti: Alcuin dari York yang sesudah tahun 781 menolong raja Charlemagne membangun pendidikan di daerahnya. Dari sekolah di Jarrow datang Bede, seorang ahli sejarah yang menulis sejarah Inggris s.d. tahun 731.
Gereja Inggris akhirnya mengirim missionaris untuk memegahkan bangsa Teutonik dan Eropa untuk gereja Roma. Gereja Inggris tetap setia kepada uskup Roma sampai pada saat reformasi, di mana gereja Inggris akhirnya melepaskan diri dari kekuasaan Roma.

4. Kegiatan Missionaris di Jerman

Boniface (630-754) yang juga dikenal dengan nama Winfred membawa bangsa Teutonik untuk menduduki yang sekarang adalah Jerman modern dan menginjili mereka dari sini mereka berngkat ke Roma dan memperoleh kuasa untuk memberitakan Injil di Jerman. Menurut cerita, tatkala membangun gereja di Geismar ia menebang pohon Oak, pohon keramat bagi dewa Jerman, untuk digunakan membangun gereja. Keberaniannya itu mencengangkan Raja Hesse dan akhirnya ia dimenangkan kepada Gereja Roma. Setelah itu ia datang ke Thurigin dan membangun gereja di situ. Tahun 732 ia diangkat sebagai Arcbbishop oleh Paus Gregory III. Selama waktu ini ia mulai menggunakan wanita sebagai missionarr. Ia kemudian berpindah ke Bavaria untuk membangun gereja. Gereja di Bavaria adalah gereja Roma terkuat di Jerman s.d. saat ini.

5. Frisland
Wilfried seorang anggota gereja Inggris yang kapalnya karam di Frislan tahun 678 menyebarkan Injil di antara bangsa Frisland selama musim dingin tahun tersebut. Setelah raja Firsland, yang adalah sahabat Wilfried mati, maka orang Frisland kembali ke kafiran. Willibrord dari Inggris yang datang kemudian adalah orang yang berhasil menanam gereja dan memenangkan Frisland kepada Gereja Roma.

6. Italia
Antara tahun 568-675 bangsa Lombardia yang telah bertobat kepada gereja Kristen Arianisme menyerang Italia dan menguasai Italia Selatan yang merupakan tantangan besar kepada Paus. Paus Gregory I yang karena pengaruhnya atas Batu Bavaria yang dikawini oleh dua raja Lombardia berturut-turut akhirnya dapat mencegah kesukaran besar.
Colombanus, biarawan dari Irlandia adalah orang yang membawa orang Lombardia mengerti kebenaran dan menyangkali ajaran Arnianisme. K. I. Tahun 675 pemimpin Lombardia dan semua ornag telah menerima ajaran Gereja Roma sebagai ajaran/gereja resmi mereka.

7. Spanyol
Bangsa Visigoth yang menganut Arianisme di Spanyol adalah tantangan baru bagi gereja Roma. Tahun 579 Anak Raja Recared Sinode di Toledo tahun 509, menolak iman Arianisme dan mengambil ajaran gereja Roma. Banyak orang besar dan Uskup Arianus mengikuti dia, tetapi masalah ini tetap dipertikaikan antara golongan Arian dan pro gereja Roma di Spanyol. Keadaan inilah yang menyebabkan Spanyol dengan mudah dilulur oleh kekuatan Islam pada abad ke-8 dan dijadikan negara Islam.
Pada tahun 800, kekuasaan Gereja Roma atas ke-5 daerah di atas akhirnya dicapai. Dari gereja timur, sedikit sekali usaha penginjilan. Hanya Cyril dan Dethodius pada K.I. pertengahan abad ke-9 menginjili orang Bulgaria dan Moravia. Usaha penginjilan terhalang karena gereja Timur berusaha keras untuk mengepung (membendung) kekuatan Islam ke Constantinople bertahun-tahun lamanya.


B. Tantangan dan jalannya hubungan antara gereja dan negara 800-1054

1. Timbulnya kekaisaran Roma yang Suci
Sejarah Gereja dalam era ini mencakup hubungan yang kompleks (rumit) antara gereja dan pemerintah kekaisaran di Timur dan Barat. Hal lain yang menonjol di sini ialah perpisahan besar dalam gereja terjadi, di mana gereja Barat berkembang menjadi Gereja Roma Katholik dan gereja Timur berkembang menjadi gereja Yunani Orthodoks.
Disamping itu akan didiskusikan apa yang disebut “masa kegelapan” yang secara perlahan tetapi pasti disingkirkan oleh “kebangunan belajar” yang dipelopori oleh Charlemagne (Frank).

a. Kehancuran Kekaisaran Carolingian
Sebab-sebab
Alasan utama kehancuran kehancuran Dyanasti Carolingian ialah bawah semua pengganti Charlemangne adalah pemimpin-pemimpin yang lemah.
Paul Leo III pada hari Natal tahun 800 mengukuhkan gelar “Imperator Romawi” kepada Charlemagne, tetapi karena ia seorang yang unggul yang tidak dapat diimbangi oleh penerus takhtanya, maka takhta dinasti Carolingian turut menjadi lemah dan kejayaab kerajaan Frank terbelah dan hancur secara cepat sekali.

2. Prinsip Pewarisan Teutonik
Hal dasar yang menghancurkan kerajaan Frank ialah: prinsip dasar kebudayaan Teutonik yang menekankan pembagian warisan tanah dari orang tua kepada anak-anak. Prinsip ini diterapkan oleh penganut Charlemagne, Louis Pious (saleh). Orang Romawi percaya akan “kesatuan kerajaan yang tidak terpecah-pecahkan”, sedangkan ide ini asing bagi orang Teutonic. Ditambah lagi bahwa Louis tidak mampu mengimbangi kepemimpinan anaknya yang genius itu. Tidak lama setelah Louis memegang jabatan, ia mengumumkan pembagian daerah kerajaannya kepada anak-anaknya. Perlu dimenengerti bahwa “kekalutan” dalam pemerintahan Louis Pious telah mulai tahun 814, tapi keadaan ini mulai memuncak pada tahun 840, tahun kematian Louis Pious. Pertengkaran dan sengketa di antara anak-anaknya menyebabkan keruntuhan dinasti Carolingian semakin cepat. Anak dari Louis Pious yang juga bernama Louis Jerman, menguasai bagian Timur kerajaan sedangkan Charles Hold menguasai bagian Barat. Kedudukan sebagai Kaisar diwariskan kepada Lothair. Lothair kemudian berminat menyatukan kerajaan Frank di bawah kekuasaannya, tetapi kemudian Charles dan Louis mengadakan sumpah di Strasbourg pada tahun 842 untuk saling menyokong sampai Lothair dipunahkan nanti. Karena Louis dan Charles terlalu kuat, maka Lothair akhirnya menarik menarik niatnya dan mereka mengadakan “Perjanjian Verdian” untuk mengakhiri sengketa dan menetapkan warisan dan kekuasaan mereka masing-masing. Daerah yang sekarang ini adalah Perancis modern diberikan kepada Charles Bold dan Louis Jerman memiliki daerah yang sekarang adalah Jerman modern. Lothair tetap memiliki gelar Kaisar dengan daerah yang seluas seribu mil persegi di antara kedua daerah di atas. Sesudah pertentangan yang lama akhirnya tahun 870 diadakanlah perjanjian Mersen yang menetapkan pembagian daerah itu kepada kerajaan Frank Barat dan Timur dan keturunan Lothair memiliki Italia.

3. Kebangkitan Feodalisme
Suatu alasan lain kehancuran kerajaan Frank yang telah mencapai puncak kejayaannya dibawah Charlemagne ialah timbulnya Feodalisme. Memang feodalisme timbul apabila pemerintah pusat menjadi lemah. Kehancuran kehidupan kota dalam kerajaan Roma membuat orang kembali ke desa untuk mencari penghidupan. Kesempatan ini menyokong timbulnya feodalisme. Feodalisme dapat didefinisikan sebagai suatu sistem politik organisasi sosial di dasarkan atas pemilikan tanah. Masyarakat terbagi-bagi dan pecah-belah waktu itu, di mana orang hanya dapat memiliki sesuatu yang diwarisinya. Akibat kekalutan sosial, bangkitlah mereka yang mewarisi tanah dalam kelompok-kelompok tersendiri dalam masyarakat yang berperan sebagai pembela, dengan demikian muncullah kelompok feodal yang memiliki tanah dan kuasa. Tuan-tuan tanah akhirnya menjadi “pemerintah” untuk daerah-tanah yang dimilikinya.
Inilah cara memerintah masyarakat dalam kekalutan sosial sebab munculnya negara-negara notion-state seperti Inggris, Spanyol, Prancis, dan sebagainya menjelang akhir abad pertengahan.
Sebagai akibat sampingan jatuhnya kerajaan Romawi ialah “hancurnya hubungan ekonomi internasional dan terciptalah sistem ekonomi yang disebut manorialisme, yaitu sistem yang menyiapkan lapangan kerja untuk setiap lapisan/tingkat dalam masyarakat.
Tuan-tuan tanah dan para pekerja semuanya mengharapkan tanah sebagai sumber hidup. Dengan demikian setiap orang yang datang kepada tuan tanah terlindungi dari ancaman ekonomi, tetapi disamping itu mereka terikat kepada beban-beban khusus sebagai tanggung jawab mereka kepada tuan tanah. Inilah yang mewarnai praktek hidup dalam masyarakat feodalisme.

Dengan in gereja Barat yang memiliki banyak tanah pada abad ini di Eropa turut mempraktekkan feodalisme. Untuk memperoleh sebanyak mungkin tanah, jalannya ialah menduduki jabatan tertentu di dalam Gereja. Akhirnya jabatan gerejapun menjadi perebutan antara orang-orang hartawan dan tuan tanah.
Kekalutan ini bertambah, di mana setiap tuan tanah memerangi tuan tanah tetangga dengan semau-mau saja. Gereja memang turun tangan untuk mengatasi hal ini, namun tidak sampai tuntas.

4. Invasi Bangsa Viking dan Hungaria
Sementara Feodalisme adalah penyebab dan akibat runtuhnya Kerajaan Carolingian serangan bangsa Viking dan Hungaria adalah faktor penentu jatuhnya kerajaan itu secara total.
Bangsa Viking (orang-orang Utara) yang datang dari daerah yang sekarang ini adalah Swedia, Denmark dan Norwegia, adalah masalah besar bagi Eropa Barat pada abad 8-10. Kota-kota dan biara-biara di sepanjang pantai Eropa tidak lepas dari sasaran dan serangan bangsa Viking ini.
Kebanyakkan mereka menetap dan berdomisili dengan bangsa sejenis mereka Anglo-Saxon di Inggris. Sebagian menyeberang ke Eropa Timur yang kini adalah Rusia.


b. Pentingnya Kerajaan Carolingian
1) Negara Jerman dan Prancis muncul dari kehancurannya.
2) Abad ke-7 Jerman berusaha menjadi penerus kerajaan Frank dan merupakan penentang besar bagi gereja Roma sampai dikalahkan oleh Paul Innocoent III.
3) Kaisar-kaisar Mengambil tradisi Frank dalam meneruskan satu kerajaan dibuktikan dengan munculnya kekaisaran yang juga disebut “Kerajaan Suci Roma”, yang dibangun oleh Otto I dimulai dari tahun 962-1806.
4) Kerajaan Carolingian merupakan tantangan/penentang bagi gereja untuk menentukan siapa wakil Allah di dunia ini. Rajakah? Ataukah Paus? Ini cukup mempengaruhi hubungan gereja dan negara dalam abad pertengahan itu.
5) Sejak tahun 754 di mana raja Pe Pin the Great menghadiahkan Italia kepada Paus, maka Paus mulai menuntut kuasa sebagai penguasa Rohani politik uang menuntut peranan sebagai pemerintah sekuler pun dalam abad pertengahan.
6) Charlemagne harus dikenang sebagai seorang besar yang berjasa atas kebudayaan Eropa serta seorang yang memberikan sumbangan besar kepada pembangunan politik dan sosial dalam abad pertengahan.

2. Kebangunan Kerajaan-Kerajaan Abad ke-10
Jerman memerintah daerah kekaisaran Roma. Henry Fowler 919 mengalahkan orang Viking dan Hungaria dan diangkat sebagai pemimpin. Anaknya Otto adalah penerusnya. Jerman berulang-ulang campur tangan dalam urusan gereja.

3. Kebangunan dan Perpecahan dalam Gereja
Dalam periode akhir antara tahun 800-1054 di Barat dilindungi oleh Otto I kerajaan Suci Romawinya namun ada kebangunan di dalamnya yang menyebabkan gereja dapat bertahan terhadap kegoncangan-kegoncangan dalam negara. Di Timur gereja mulai menyadari keadaannya yang jelas berbeda dengan gereja di barat, dengan ini timbullah pemisahan tegas ditandai dengan munculnya gereja Orthodoks Yunani.

Kebangunan di Barat
Yang dimaksudkan dengan kebangunan di sini adalah kekuatan yang timbul oleh perkembangan sosial-politik yang membuat gereja kukuh dan kuasa Paus di Roma bertambah mantap di Barat.
a. Dokumen yang mendukung kepausan
1) Donasi Kaisar Constantine (yang memberi wewenang dan kuasa kepada Paus dalam bidang Rohani, politik dan sosial) menekan pemilikan Italia oleh Paus.
2) Donasi Pepin yang pada tahun 754 memberikan tanah kepada Paus dari Roma s.d. Revena”.
3) Orang berpikir bahwa pada pertengahan abad ke-7 Paus Nikolas I menghimpun semua dekrit Paus-Paus Romawi. Dan kumpulan dekrit ini disebut Decretals atau False Decrates atau Pseudo-Isidorian Decretals, yang memuat dokumen donasi Constantine, dekrit Paus dari zaman Clemen dari Roma dan Canon-canon dari Konsili Besar Gereja. Dokumen-dokumen ini dihubungkan dengan nama dari Isidore dari Seville, kepada gereja Spanyol dalam permulaan abad ke-7. Dekrit-dekrit-dekrit tersebut memuat dukungan atas kekuasaan mutlak Puas dan bebas dari kontrol negara. Dengan ini, banyak Uskup menggunakan kesempatan untuk menuntut “kuasa penuh” dalam tugasnya.
b. Pertobatan orang-orang Skandinavia
Ansgar (tahun 801-865) adalah orang yang membawa Injil ke Skandinavia, sebagai jawaban atas panggilan Raja Harold (Danish King) yang meminta missionari tahun 826. Akibat pekerjaan Ansgar, gereja dibangun di Eropa Utara. Kekristenan menjadi kuat tahun 1000 di Norwegia, Swedia, Irlandia dalam pelayanan Comte. Namun demikian pekerjaan memberikan peluang bagi gereja Roma untuk menguasai Eropa Utara.
c. Doktrin Misa
Pertentangan tentang sifat Yesus Kristus dalam Perjamuan Suci di Barat telah mulai sejak permulaan abad ke-8. Kedudukan Paus makin bertambah kuat dengan ini, di mana “banyak Paus” dan uskup serta imamlah yang berkuasa untuk melakukan mujizat perjamuan Kudus ini. Seorang biarawan, Paschasius Radhertus dari Amerius yang mulai mengajar bahwa: oleh mujizat Allah substans dari roti dan anggur berubah menjadi darah dan tubuh kristus yang benar, di dalam bukunya yang berjudul: “Tubuh dan Darah Tuhan”. Ia tidak menggunakan istilah transubstantiation tetapi memang ajarannya mempunyai dasar yang sama dengan ide ini.

d. Reformasi Kehidupan biara
Biara Clunaiclah yang memulai reformasi pada abad 10 dan 11 yang menyokong kuasa Paus.
Sejak 539 biara bersifat komunal telah muncul dan sejak itu s.d. 910 pemimpin-pemimpin biarawan mulai mengadakan sistematisasi kehidupan biara. S.d. abad 10 biara-biara telah ditulari komerosotan moral dan korupsi yang membutuhkan reformasi.
Reformasi ini dimulai ketika Duke William Aquitaine memberikan suatu pedoman kerja kepada Berno untuk membangun biara di Prancis Timur (916-927) kepada Odo (927-942) yang mengatakan bahwa: semua biara harus bebas dari kuasa negara atau keuskupan lokal dan hanya diatur oleh Paus dari Roma dan berdiri sendiri. Akibatnya semua biara dibangun atas dasar yang sama yang memberikan pertambahan kekuatan dan kuasa kepada Paus Celibacy ditekankan dengan keras, serta jual beli jabatan kerohanian ditentang dengan keras, serta tunduk bertarak ditekankan secara baru.
Gerakan ini juga mempelopori pendidikan dengan membangun sekolah-sekolah yang kemudian menjadikan bahasa Latin sebagai bahasa umum. Disamping itu gerakan ini terus berjuang dalam bidang misi. Tetapi dari dalam gerakan ini juga muncul semangat untuk Perang Salib, untuk merebut kembali “Tanah Suci” dari tangan pengikut Mohamad dan orang-orang Arab.

e. Pemimpin gereja yang tangguh
Saat ini memang banyak pemimpin gereja yang korupsi secara rohani, moral dan materi, tetapi ada dari antara mereka yang tangguh seperti Paus Nikolas I yang menjadi Pasu pada tahun 858-867. Ia menekankan dalam tulisan maupun tindakan “wewengang Paus” dalam dunia sekuler atas masalah moral dan rohani. Ia selalu mengutip Dekrit Pseudo-Isidorian untuk menguatkan posisinya. Sebagai contoh, Raja Lothair II dari Lorraine yang kawin dengan Teutberga dengan alasan politik jatuh cinta dan kawin dengan Waldrada. Raja memanggil Synode untuk merestui perceraiannya, tetapi Nikolas I dengan tegas memaksa raja untuk menceraikan Waldrada dan mengambil Teutberga sebagai isterinya. Leo IX juga terkenal sebagai Paus yang baik. Masa suram dalam kepausan antara Nikolaus dan Leo IX diatasnya karena disiplin biara yang dipegangnya.


4. Asalnya gereja Yunani Orthodoks
Gereja di Timur tidak pernah merdeka dari kuasa Kerajaan seperti di Barat. Selama abad kedelapan, gereja di Barat juga mengalami kekalutan kebudayaan, gereja di Timur terus mempertahankan kebudayaan Roma-Yunani.

Sebab-sebab Perpisahan Barat dan Timur
a. Tahun 330 Ibukota dipindahkan oleh Constantine ke Constantinople.
b. Gereja Barat yang berorientasi latin tidak suka membuat formulasi doktrin orthodoks, sedangkan gereja Timur yang berorientasi filsafat Yunani tetap menyibukkan dirinya dengan masalah theologia.
c. Perbedaan praktis dalam mempraktekkan celibacy di Timur berjanggut sedangkan di Barat dicukur.
d. Gereja timur menuduh Gereja Barat sesat (haresy) karena mengarjakan bawah: “Roh Kudus keluar dari Bapa dan Anak”
e. Di Timur tahun 726 Kaisar Leo III menghapuskan penyembahan patung untuk mengimbangi atau menjawab tuduhan Islam, sedangkan di Barat Paus dan Kaisar Charlemagne tetap mempertahankannya.

Puncak perpecahan tahun 1054
Patriarch Michael Cerularius dari Constantineple mengutuk gereja di Barat karena menggunakan roti yang tidak beragi dalam perjamuan. Paul Leo IX mengirim Kardinal Humbert untuk mengakhiri hal ini tetapi gagal. Tanggal 16 Juli 1054 delegasi Roma mengekskomunikasi Gereja Timur di Kathedral St. Sophia dan sebaliknya Gereja Timur mengutuk Gereja Barat dan Paus serta pengikutnya.

Akibat Perpecahan

a. Ecumen tidak mungkin. Tidak ada dukungan ekumene dari Gereja Yunani Orthodoks sampai kini pun. Gereja Yunani Orthodoks rela dengar Protestant.
b. Renainanse tidak berpengaruh di Timur dan membuat gereja Barat bertambah kuat.
c. Pekerjaan misi gereja Barat lebih maju dari gereja Timur.
d. Kejutan dari pukulan Mohammad sangat kuat di Timur dari gereja Stagnasi sampai hari ini.


KEUNGGULAN KEPAUSAN 1054-1305

Kepausan sebelumnya tidak pernah memiliki kuasa yang penuh dalam sejarahnya jika dibandingkan dengan tahun antara 1054-1305. Hildebrand (Paus Gregorui VII) mampu untuk merendahkan raja kerajaan suci Romawi dan Paus Innocent III sangat berkuasa dibuktikan dengan hal ia memaksa raja-raja di “negara kebangsaan” yang sedang muncul untuk melaksanakan kehendaknya. Juga kepausanlah yang mempelopori perang suci besar untuk merebut tanah suci. Di samping itu kebangunan/munculnya Universitas-universitas Scholaticism turut merupakan dasar intelektual bagi kuasa Paus.

Reformasi biara menyumbangkan kepada kepausan banyak biarawan yang rajin dan ulet yang merupakan hamba-hamba yang taat kepada Paus.

Hampir tidak dapat disangsikan bahwa dalam sepanjang sejarah kepausan, masa itulah merupakan puncak kegemilangan dan keunggulan Paus dalam memerintah Eropa.

I. Gregori VII Membangun Supremasi Paus

A. Kuasa di balakang takhta Paus
Sejarah kepausan Gregori VII dan Innocent III mendominasi sejarah kepausan abad pertengahan. Masa itu mencatat ketegangan antara kepausan dan negara, di mana para Paus tidak rela untuk mengakui kekuasaan yang diberikan Allah kepada pemerintah untuk memerintah dan sebaliknya pemerintahpun enggan menerima fakta yang sama terhadap Paus. Namun demikian, kedua Paus di atas telah membuktikan kemampuan mereka dalam menjalankan kehendak mereka dalam menundukan pemerintah-pemerintah di bawah kakinya.
Hildebrand (1020-1085) meletakkan dasar di mana Innocent III kemudian mampu untuk membangun kekuasaan Paus melebihi kuasa-kuasa lain termasuk pemerintah negara. Masa peran Hildebrand dapat dibagi dua:
1) Masa di mana ia memainkan peranan kuasa yang bekerja dibalik takhta Paus untuk lebih dari 20 tahun sebelum ia sendiri menjadi Paus pada tahun 1073;
2) Kemudian dari tahun 1073 sampai saat kematiannya 1085 ia melaksanakan kuasa Paus yaitu kuasa yang telah dirumuskannya sendiri untuk lima Paus sebelumnya.
Sejarah dimulai ketika Paus Leo IX memilih Hildebrand dan orang-orang ahli lain dari luar Roma untuk mengisi kursi penting dari staf ahli kepausan. Hildebrand memegang posisi penting dalam bidang keuangan untuk kepausan dengan gelar “Cardinal Archdeacon”. Pada masa pemerintahan Nicholas X (1058-1061) Hildebrand mempraktekkan kuasa besar untuk mempengaruhi “perampungan peraturan pemilihan Paus dari keuskupan Roma.
Biasanya Paus dipilih melalui “pemilihan populer” (umumnya namun kadang-kadang pemerintah kerajaan ikut campur tangan dalam pemilihan Paus itu. Tahun 1059. atas nasihat Humbert (kawan Hildebrand) Kaisar Nicholas dalam Konsili Latheran mengikuti metode pemilihan Paus di mana dengan cara baru tersebut pengaruh dari bangsawan atau kerajaan terhadap memilihan Paus dapat dihapuskan. Bila Paus meninggal dunia, Uskup Cardinal berhimpun untuk menimbang penggantinya, mereka kemudian berkonsultasi dengan Cardinal dan Cardinal Deacon, di mana kemudian rakyat keuskupan Roma dapat memilih berdasarkan nominasi (pencalonan) para Cardinal.

B. Paus Gregory VII
Hildebrand pada tahun 1073 dipilih dengan suara bulat menjadi Paus dengan gelar Gregory VII. Ia sekarang berkesempatan untuk mempraktekkan ide theokrasinya, di mana kuasa memerintah negara dan hidup rohani ada di tangan Paus sebagai wakil Allah. Ia tidak menghendaki kekuasaan sipol mengontrol gereja, sebaliknya gereja harus memerintah dan mengontrol pemerintah sipil. Kuasa mutlak ada di tangan Paus.
Paus Gregori VII bekerja keras untuk merubah peraturan di mana-mana menerima tanda keimanannya dari tuan tanah yang kebanyakkan adalah kaum awam. Ia juga menekankan celibacy sebagai cara terbaik untuk reformasi dalam gereja Romawi. Dalam tulisan Hildebrand yang terkenal, “Dictatus Papoe”, ia mempertahankan bahwa yang harus digelari “umum/Am” yang memiliki kuasa penuh atas Uskup-uskup. Pemimpin negara harus mencium kakinya dan ia dapat menurunkan Kaisar dari takhtanya. Menurut Dictatus, gereja Roma tidak memiliki kesalahan apa pun dan sesuai dengan Alkitab gereja tidak akan pernah bersalah.
Memang Gregory sukses dalam membina reformasi di dalam gereja. Namun tantangan besar yang dihadapinya ialah “bagaimana menghapuskan kuasa pemimpin awam yang mengangkat Uskup”.
Alexander II yang diganti oleh Gregory VII mewariskan suatu persoalan kepada Gregory. Dalam keuskupannya Milan Kaisar Jerman (Kekaisaran Suci Roma) Henry IV memilih seseorang yang bernama Geofey untuk kedudukkan ini. Di mana pihak badan/kepilihan kepausan memilih seseorang yang namanya Alto untuk kedudukan ini, putusan mana di dukung oleh Paus Alexander II.
Dengan demikian, Henri IV sekarang berhadapan dengan Gregory VII dengan persoalan ini. Sekarang Henry IV berhasil memenangkan situasi dalam negaranya, bersama lima orang penasihatnya yang telah dikucil oleh Gregory tahun 1075, mereka mengadakan Consili di Worms tahun 1076 dan menolak kuasa Paus atas mereka.
Pada musim gugur tahun 1076, para lawan mereka mendesak Henry, dengan mengancam kedudukannya bila ia tidak berhasil menyelesaikan pengucilannya oleh Paus. Akhirnya pada musim salju tahun 1077, Henry dan istrinya serta anak bayinya menyeberangi pegunungan Alpen untuk menjumpai Paus di Canassa. Tiga hari berturut-turut Gregory menghukum Henry berdiri dengan kaki telanjang dalam salju dan kemudian mencabut pengucilannya. Pertikaian mereka tidak berhenti di sini. Walaupun sudah direndahkan oleh Paus Henry kemudian berhasil mengalahkan musuh-musuhnya di Jerman. Sekali lagi Gregory mengucil Henry, tetapi oleh dukungan seluruh Jerman Henry menyerang Roma dan kemudian mengangkat Wilbert sebagai Paus. Gregory meminta bantuan dari orang-orang Norman dari Italia Selatan tetapi usahanya gagal, dan akhirnya Gregory dipaksa untuk lari ke Salerno dan akhirnya ia meninggal dalam pembuangan.
Pekerjaan Gregory merupakan dasar yang kemudian menjadi tumpuan para Paus kemudian. Pertikaian ini berkesinambungan sampai akhirnya diselesaikan dalam apa yang disebut “Concordat Worms” (Perjanjian Perdamaian” tahun 1122 antar Cincina dan tongkat – yang adalah simbol dari kekuasaan rohani – harus diserahkan oleh paus atau wakilnya dan penjabat Gereja harus mengangkat sumpah kepada pemerintah yaitu kepada tuan tanah mereka.


SUPREMASI PAUS DI BAWAH INNOCENT III

Setelah dipilih tahun 1198 untuk menjabat kedudukan Paus, Innocent II (1161-1216) akhirnya membawa kepausan abad pertengahan sampai ke puncak kekuasaan dan kejayaannya. Innocent III adalah seorang yang unik. Ia berpendidikan theologia di Paris dan belajar Hukum di Bologna. Kerendahan hatinya dan kesalehannya diimbangi oleh moral yang kuat dan tinggi, seperti yang sepatutnya dimiliki oleh setiap paus. Ia percaya bahwa kepada Petrus dikaruniakan kuasa untuk memerintah gereja dan dunia. Dengan demikian ia dengan sendirinya percaya bahwa ia mempunyai kuasa yang sama untuk sendirinya percaya bahwa para penguasa dunia memperoleh kuasa dari dia untuk memerintah, jadi ia dapat mengucil dan mengangkat mereka atau memerintahkan para uskup/iman untuk melakukan pelayanan apa saja dalam daerah/negara mereka. Innocent berhasil menundukkan Inggris dan Perancis di bawah kekuasaannya dan mengalahkan Jerman.
Kedudukan Paus bertambah kuat dengan adanya Kanon Hukum Gereja Romawi yang disebut Decretus yang disusun oleh seorang guru biarawan yang bernama Bologna. Ide hukum Gereja Romawi ini mendukung sentralisasi kekuasaan pada Paus. Dengan demikian kedudukkan Paus semakin kuat dalam bidang hukum. Senjata Paus yang kuat ialah “Interdict”, yaitu yang mempunyai akibat bagi seluruh bangsa bila diumumkan oleh Paus. Intredict menyebabkan gereja seluruhnya di tutup dan hanya diizinkan untuk menjalankan sakramen baptisan anak, melarang melayani orang mati dan misa, tetapi misa hanya dapat dijalankan apabila mereka yang sakit dan hampir mati. Bila pemerintah mendesak Paus mengeluarkan Interdict, rakyat akhirnya memberontak terhadap pemerintahannya, yang mendorong pemerintah untuk menyerah kepada Paus. Paus Innocent I yang mula-mula menggunakan Interdict untuk melawan Perancis 1200, karena raja Philip Agustus menolak menaati Paus yang memerintahnya untuk mengambil kembali isterinya Ingeborg (orang Denmark) dengan menceraikan Agnes de Meran. Philip akhirnya tunduk kepada Paus karena Interdictnya mengakibatkan kegoyahan dalam seluruh masyarakat. Prancis yang memaksa Philip untuk menyerah dan taat kepada hukum moral Gereja. Antara tahun 1205 sampai 1213 Innocent juga berhasil mengalahkan Raja John dari Inggris. Persoalan bermula dengan adanya pertikaian tentang pemilihan uskup (Archbishop) Canterbury. Calon-calon Archbishop yang dipilih oleh keuskupan dan oleh John ditolak oleh Innocent yang mengangkat Stephen Langton untuk posisi itu. John menentang, tetapi Interdict dari Innocent membuat rakyat Inggris bangkit melawan John, dan akhirnya John mengaku kalah dan tunduk sesudah Inggris diduduki oleh Perancis atas perintah Innocent. Inggris akhirnya mengakui kekuasaan Paus pada tahun 1213 dan harus membayar pajak (upeti) kepada Paus yang hanya dibatalkan pada masa reformasi.
Setelah merasa cukup kuat karena telah menundukkan pemerintah Inggris dan Perancis, Innocent berbalik ke Jerman. Tahun 1202 Paus mengumumkan haknya untuk menyetujui atau menolak Kaisar yang dipilih oleh perwakilan Jerman.
Perjanjian Damai Worms memang menciptakan hubungan tegang antar Paus dan Negara. Henry VI, yaitu kaisar yang memerintah antara tahun 1190-1197 menikah dengan putri Norman yang bernama Constance. Karena pernikahan ini ia menuntut bahwa Cicilia adalah bagian dari kekuasaannya. Keadaan ini memberikan kesempatan bagi Henry memerintah/mengontrol daerah kepausan di Utara dan Selatan. Anak Henry VI, Fredrick diangkat menjadi Raja Cicilia dan Innocent diangkat walinya sesudah kematian Constance. Ketika Otto IV melupakan janjinya yang diucapkannya pada Innocent dalam hari penobatannya, Innocent menyokong tuntutan Fredrick atas takhta kekaisaran dan Innocent berhasil mengangkat Fredrick dengan gelar Fredrick II sebagai kaisar. Lalu ia memanggil Philip II dari Perancis untuk menduduki Jerman dan mengalahkan Otto IV. Innocent memang sangat licik mempermainkan kartu politik yang membuat raja-raja bangkit satu melawan yang lain. Telah dua kali ia menggerakkan Perancis untuk mengalahkan Inggris dan Jerman, tetapi ini berakibat buruk bagi kaisar penerusnya. Di mana Paus penerusnya ditekan dan direndahkan oleh Raja Inggris dan Perancis. Innocent dengan tujuan untuk menaklukan Mesir sebagai batu locatan kepada aksi berikutnya. Keompok tentara kali ini sebagian besar dari Perancis. Setibanya di Venice tentara salib ini diminta untuk merebut Zara dari tangan raja Kristen Hongaria untuk Venice, kemudia mereka menyeberang ke Constantinople untuk merebutnya tahun 1204 dan berbelok dari Alexanderia yang adalah tujuan utamanya. Memang Innocent kurang puas tetapi ia tak mengganjar tentara salib ini karena mereka menundukkan kedua daerah ini di bawah kuasa Paus Roma. Innocent juga bersama Simon de Monfort menghancurkan Paus Roma. Innocent juga bersama Simon de Monfort menghancurkan kelompok Sekte Albigen di Perancis Selatan.
Usaha Innocent yang lain ialah ia memanggil konsili di Roma yang disebut Konsili Lateran ke IV yang menetapkan pengakuan dosa secara tetap kepada imam oleh orang-orang awam. Di sini juga diumumkan doktrin transsubstansiasi yang mempunyai kekuatan sebagai dogma resmi gereja untuk seterusnya.


II. LUNTURNYA KUASA PAUS DI BAWAH BONIFACE VIII

Kepausan dibawah Innocent III adalah puncak dari kejayaan kuasa Paus Roma. Tetapi sebaliknya masa Boniface VIII lembah gelap bagi kejatuhan kekuatan Paus. Setelah kematian Innocent 1216, kemerosotan terjadi lagi di dalam hidup biara dalam segala bidang. Pelayanan imam diabaikan dan Inggris serta Perancis tidak segan melawan Paus karena didukung oleh kekuatan tentara mereka. Permulaan pertikaian terjadi antara Bonifacio VIII dan Philip Fair dari Perancis yang karena perang antara Inggris dan Perancis maka Philip dari Perancis dan Edward I dari Inggris memungut pajak dari para imam-imam rohaniawan untuk membayar ongkos perang. Boniface VI menghadapi hal ini dan mengeluarkan satu perintah yang disebut “Clericis Laicos” yang melarang para imam rohaniawan membayar pajak kepada raja di bawah ancaman excommunikasi.
Edward I dari Inggris oleh dukungan Parlemen memutuskan untuk tidak menghiraukan perintah Paus, dan Philip menentang dengan membekukan saluran keuangan dari Perancis ke Roma. Pertikaian Boniface V dna Philip berlanjut sampai tahin 1301 di mana Philip berhasil menangkap utusan Paus yang merencanakan coup atas Philip. Membalas tuntutan Paus atas pelepasan orang tersebut dengan ancaman excommunicasi, Philip akhirnya secara sementara memenjarakan Boniface V untuk menahan dia mengucapkan excommunicasi atas Philip. Pengganti Boniface, Clement V juga lemah menghadapi Philip yang akhirnya mengurung kekuatan Paus dari segala pihak. Sejak tahun 1309-1377, masa ini dikenal sebagai “penawanan kepausan”, karena raja-raja Perancislah yang berperanan besar untuk menentukan dan mengangkat Paus, di mana kepausan akhirnya hilang kekuatan moral dan rohani serta kuasa untuk memerintah seperti dipraktekkan oleh Innocent III.


PERANG SALIB DAN REFORMASI

Kekristenan di Barat ditandai oleh munculnya semangat perang salib dan reformasi pada abad ke-13 dan ke-13. Tujuan akhir perang salib lebih bersifat rohani dari pada sifat politik atau sosial. Antara tahun 1100-1300 perang salib melawan orang Islam dan ajaran sesat di Asia dan Eropa dilancarkan dengan gigih dibawah pengarahan dari gereja Roma Katolik. Di samping itu ordo-ordo Cisterian, Dominician dan Franciscan muncul sebagai gerakan reformasi. Orang awam digerakan dengan alasan rohani untuk menghancurkan bidat Albigensian dan Waldensian. Pada masa ini pula banyak Kathedral Gothic di bangungkan di Eropa yang sampai kini memiliki kesaksian sejarah.

Salib Contra Bulan Sabit 1095-1291
Perang salib mula-mula dilancarkan oleh orang Kristen melawan orang Moon di Spanyol dan Islam di Cicilia sebelum menuju ke Tanah Suci. Tujuan geraka perang salib di Barat ialah untuk menghalau orang Islam dari wilayah yang didudukinya di Eropa Barat. Perang Salib ke Palestina yang merupakan gerakan dari sektor Timur bertujuan melawan orang Islam untuk mengambil kembali Palestian dari orang Seljuk Turks yang sangat garang itu. Semua gerakan ini merupakan suatu gerakan perang suci melawan musuh salib oleh kekuatan rohani dari kekristenan di Barat. Gregory VII pada tahun 1074 telah membentuk tentara salib melawan orang Islam di Palestina yang terus menerus mengancam kestabilan kekaisaran bagian Timur dan menganiaya banyak orang peziarah ke tanah suci. Pertentangan Gregory dengan Henry IV dari Jerman menghalangi Gregory untuk melakukan perang salib.

A. Sebab-sebab Perang Salib
Motivasi utama dari perang salib bersifat agama namun ada juga kepentingan politik dan ekonominya. Lagi pula orang Seljuk Turks yang menggantikan orang Arab lebih ganas dan kejam, di mana menganiaya semua orang Kristen Eropa yang berziarah ke Palestina.
Lagi pula dari Kaisar Alexius di Constantinople telah ada permintaan dan seruan agar dibantu oleh orang Kristen di Barat memerangi orang Muslim yang sedang mengancam kerajaannya. Hampir sejuta orang mengambil bahagian dalam perang salib yang pertama, di mana gerakan ini hampir menyerupai imigrasi masal di Eropa dari bangsa Barbar.
untuk mengembalikan daerah Timur Tengah di bawah kontrol orang Eropa.
Ada motivasi lain yang berbeda-beda daripada pengikut perang salib, ada yang bersifat ekonomi seperti orang Venice dan Feodal seperti orang Norman di daerah yang dirampas dari orang Muslim.
Ada orang yang mencoba berpetualang dalam dunia militer istimewa dari kalangan bangsawan.
Para narapidana juga melibatkan diri dalam perang salib untuk menghapus hukuman mereka dan ada juga yang melarikan diri dari kebosanan hidup.

B. Perang-Perang Salib

Perang Salib I
Khotbah dari Urban II dalam suatu Sinode bulan Nopember tahun 1095 di Clermont adalah suatu anjuran langsung untuk Perang Salib I. Ia mengingatkan rakyat kepada permohonan Alexius, disamping itu motif yang terdalam ialah mengembalikan tanah suci ke tanah orang Kristen. Semua yang hadir kebanyakkan orang Perancis menyambut kata-kata Urban, dengan penuh semangat. Rakyat kebanyakkan miskin begitu antusias akan gerakan ini dan melibatkan dalam tentara salib oleh dorongan khotbah Peter Herrit dan Wlater Penniless, di mana barisan ini berbaris melalui Jerman, Hongaria, dan Balkans ke Palestina. Karena tentara Salib itu tidak teroganisir, banyak di antara mereka meninggal dalam perjalanan. Kaisar di Constantinople gembira menyambut kedatangan mereka yang masih hidup diberangkatkanke Turki untuk berperang. Banyak yang dibunuh oleh orang Turki tetapi ada yang ditawan untuk dijual sebagai budak belian.

Perang Salib II
Tentara salib I yang terorganisasi dipimpin oleh pemimpin-pemimpin dari Perancis, Belgia, Italia, dan Norman. Kelompok-kelompok tentara berhimpun di Constantinople pada tahun 1097. Nicea direbut dalam waktu singkat dan Antiokia dirampas dalam musim panas tahun 1099 dan kerajaan Yerusalem dibentuk dibawah pemerintahan Baldwin saudara dari Geogry dari Bouilion, penggerak moral tentara salib itu. Tujuan dari perang salib I dicapai tetapi banyak yang mengikuti perang ini mendirikan daerah feodal mereka sampai selesai perang.

Perang salib III
Perang ini terjadi karena ancaman orang muslim di utara Yerusalem atas daerah Feodal Edessa. Tahun 1146 Benedit Clarifaux berkhotbah untuk perang salib II dan Jerman memimpin perang salib III ini tetapi mengalami kegagalan. Kegagalan ini bertambah karena Yerusalem direbut kembali oleh orang muslim pada tahun 1187 dibawah pimpinan Saladin.

Perang Salib IV
Perang salib ini dikenal sebagai perang salib raja-raja yang dipimpin langsung oleh raja Philip Agustus dari Perancis tahun 1187 – 1192, raja Richard dari Inggris dan raja Fredrick dari Jerman. Fredrick menarik diri dalam perjalanan ke Palestina dan Philip kembali ke Perancis setelah bertengkar dengan Richard. Walaupun tidak berhasil mengambil alih Yerusalem Richard terus menekan Saladin untuk memberikan jaminan keselamatan bagi peziarah kristen ke Yerusalem.

Perang Salib V
Innocent III yang memelopori perang salib V tahun 1204. Mesir berhasil dirampas sebagai batu loncatan ke Palestina dan keadaan ini melemahkan kekaisaran Timur yang akhirnya takluk di bawah kekuasaan gereja Barat, dan di lain pihak menimbulkan kebencian dalam diri orang Kristen Yunani-Latin satu terhadap yang lain.

Perang Salib VI
Perang ini dipelopori oleh Fredrick II berhasil membuat “perjanjian damai” pada tahun 1229 yang membawa Yerusalem, Betlehem, dan Nazareth dibawah kuasa orang Kristen. Namun demikian tentara salib jatuh kalah lagi kepada orang Muslim Saracens yang menggantikan orang Turki Saljuk sebagai penguasa muslim atas Palestina. Kemudian dari ini ada lagi banyak perang salib. Satu insiden yang menyedihkan, di tahun 1212 ialah gerakan tentara salib anak-anak yang dipimpin oleh dua anak yang bernama Stephen dan Nicholas yang berbaris melewati Eropa Selatan ke Italia. Banyak mereka yang tewas dalam perjalanan dan sisanya ditawan dan dijual sebagai budak belian di Mesir.


C. Akibat Perang Salib

Perang salib mempunyai hasil penting dalam bidang politik dan sosial di Eropa.
1. Feodalisme menjadi lemah karena orang-orang besar yang pergi ke perang salib tidak kembali. Banyak mereka yang menjual tanahnya untuk membiayai perang salib itu.
2. Banyak kota-kota yang tadinya dikontrol oleh tuan tanah Feodal akhirnya bebas dan mempunyai pemerintahan sendiri.
3. Raja-raja akhirnya mampu membangun sistem sentralisasi dalam pemerintahan mereka yang disokong oleh golongan menengah. Keadaan ini menjamin keamanan dan kestabilan yang melancarkan ekonomi negara.
4. Dalam bidang agama, kepausan memang menambah kewibawaannya karena perang salib, tetapi di lain pihak ketidakpuasan timbul dari rakyat yang menderita akibat perang salib, dan ini melemahkan kepausan.
5. Jurang yang diakibatkan oleh perselisihan antara gereja di Timur dan di Barat semakin melebar, sampai jatuhnya Constantinopel tahun 1453.
6. Ekonomi Eropa menjadi maju karena pedagang Vanice yang membawa barang-barang lux dari Timur Tengah ke Eropa.
7. Dibidang kebudayaan, perang salib menolong meluangkan jalan bagi kesatuan kebudayaan di Eropa dan juga bahasa serta ilmu pengetahuan Arab dibawa ke Eropa dan dikembangka oleh golongan Scholastic.
8. Reformasi biara. Perang salib mempunyai akibat juga pada reformasi biasa dari abad XII. Gerakan biarawan Clanian abad 10 melemah karena harta kekayaan yang dimilikinya diganti oleh kelompok biarawan seperti Cintercian. Ordo Dominician dan Franciscan bangkit untuk menginjili orang muslim dan ajaran sesat melalui pendidikan. Sebagai akibat dari perang salib juga muncul ordo militer tahun 1118 yang dikokohkan tahun 1128 di bawah ordo Cartesian. Tujuan mula-mula dari ordo ini ialah menjaga peziarah ke tanah suci, tetapi lama-kelamaan mereka muncul sebagai ordo militer karena akhirnya bertugas menjadi keamanan Yerusalem. Ordo ini akhirnya dihapus abad 14, karena terlalu banyak mencampuri masalah politik negara-negara Eropa. Ordo-ordo ini secara tegas menyokong dan menguatkan takhta Paus. Disamping itu mereka menyumbang kepadakemajuan pendidikan dan kembali kepada kehidupan pertapaan.
9. Gerakan refomasi awam. Kesatuan adalah kata kunci bagi ciri-ciri masyarakat abd pertengahan dan ini dicapai oleh adanya kekuatan negara suci Roma menstruktur kepemimpinan gereja Roma, didukung oleh sakramen dan pengakuan-pengakuan Kristen. Tetapi dari dalam kesatuan ini muncullah reaksi dari kelompok yang tidak puas akan keadaan rohani gereja, ini merupakan gerakan reformasi kemudian. Golongan Abigenses dan Waldensius yang memelopori gerekan ini dengan menuntut agar cara hidup praktis orang kristen kembali kepada ajaran Perjanjian Baru.

Usaha reformasi ke dalam
Banyak orang keliru untuk berpikir bahwa peranan untuk kembali kepada Alkitab mulai dari pemimpin-pempimpin Reformasi seperti Luther dan Calvin. Bertentangan dengan pendapat ini, sebenarnya telah ada usaha sebelumnya reformasi untuk mengangkat kepausan dari wibawa dan kuasanya yang semakin menurun dengan berbagai gerakan reformasi.
Masalah korupsi dan tindakan Paus yang keterlaluan yang berdiam di Paris menimbulkan perpecahan karena adanya usaha untuk mengembalikan Paus ke Roma. Kesempatan ini merupakan tenaga pendorong yang menuntun golongan mistik dan refomasi seperti Wucleffe, Huss dan Savonarola dan consili reformasi abad ke-14 untuk mencari jalan kepada suatu “kebangunan rohani” dalam gereja Roma Katholik.

1. Kemerosotan kepausan 1309-1439

Kegagalan para rohaniawan (Clergy)
Susunan organisasi kepausan yang menuntut celibacy ketat dan ketaatan mutlak kepada Paus dan keberadaan gereja Roma Katolik sebagai feodal membawa kemerosotan dalam kehidupan moral dan rohani para rohaniawan. Banyak imam yang memiliki gundik (simpanan) dengan anggota wanita dalam gereja. Mereka lebih disibukkan dengan masalah pemeliharaan anak daripada masalah pastoral. Selama masa rennaisance banyak yang suka kehiduan lux, dan feodalisme tetap merupakan masalah sebab banyak pemimpin rohani yang terlibat dalam tanggung jawab sebagai tuan tanah.

Penawanan Babilonia dan Perpecahan besar
Kepausan telah kehilangan harga di mata banyak kaum awam anggota gereja Roma Katolik. Kejayaan kepausan di bawah Innocent III dihancurkan oleh kelemahan Boniface VIII yang gagal menundukkan raja-raja Inggris dan Perancis pada permulaan abad 14.
Clement, seorang Perancis, telah dipilih sebagai Paus Cardinal-Cardinal tahun 1305. Ia adalah seorang yang sangat lemah dalam kehidupan moralnya sangat disangsikan. Paus yang lemah ini segera ditundukkan oleh raja Perancis yang memindahkan ibukota kepausan dari Roma ke Avignon di Perancis Selatan tahun 1309. Secara praktis orang melihat bahwa Paus telah ditundukkan oleh Raja Perancis walaupun kota Avignon terletak di luar daerah Perancis. Kecuali antara tahun 1367-1370, semua paus tetap berdiam di Avignon s.d. Siena, Gregory XI akhirnya dipaksa keras untuk kembali ke Roma untuk menegakkan kembali kewibawaan dari kuasa Paus. Kembalinya paus pada tahun 1377 ini mengakhiri penawanan Babylon. Setelah kematian Gregory XI tahun 1378, orang-orang Roma mendesak Cardinal-Cardinal untuk memilih Urban VI sebagai Paus. Karena kekurangan-kekurangan serius, Urban VI yang dilihat oleh Cardinal-Cardinal menimbulkan permusuhan antara mereka dan Paus. Mereka kemudian mengangkat Clement VII sebagai Paus. Clement kemudian memindahkan kembali Ibukota ke Avignon untuk kedua kali. Kedua Paus yang telah dipilih oleh Cardinal-Cardinal yang menyebabkan perpecahan besar yang memaksa orang-orang Eropa untuk memilih kepada Paus yang mana mereka harus taat. Italia Utara, seluruh Jerman, Scandinavia, dan Inggris mengikut memilih Paus dari Roma. Perancis, Spanyo dan Scotland memilih Paus dari Avignon. Kedua masalah di atas membangkitkan dorongan untuk reformasi di dalam gereja Roma Katolik.

Pajak Kepausan
Pajak kepausan adalah suatu badan yang paling berat untuk seluruh Eropa:
Pendapatan Paus didapat dari cara berikut:
- usaha dagang Paus
- perpuluhan yang dibayar oleh umat mereka yang setia
- pembayaran gaji tahun pertama dari pegawai gereja
- ongkos perjalanan Paus yang ditanggung oleh suatu daerah apabila ia mengunjungi daerah tersebut
- hak Paus mengambil kekayaan rohaniawan yang meninggal dunia
- Pening Petrus
- dan tuntutan pembayaran lain

Banyak pemerintah menolak membayar pajak kepada Paus dari kekayaan negara.
Inggris secara khusus dengan keras menolak dengan alasan bahwa uang pajak itu akan jatuh ke tangan Perancis yang adalah musuhnya.

Kebangunan/munculnya Negara-Bangsa

Suatu tantangan baru yang muncul dalam bidang politik adalah berdirinya negara-bangsa sebagai tantangan terhadap ide Negara Suci Roma yang universal dan kuasa gereja Roma Katolik. Raja dan golongan menengah bekerja sama, di mana raja menjamin keamanan agar golongan menengah dapat dengan bebas bedagang, sedangkan mereka menyokong raja dengan biaya untuk menjalankan roda pemerintahan. Dengan demikian, pusat pemerintah menjadi lebih kuat untuk menentang perintah Paus.

II. Golongan Mistik
Tatkala gereja jatuh ke dalam “formalisme”, munculah “mistik” untuk mengisi kekosongan batin manusia yang rindu untuk mempunyai hubungan langsung dengan Allah, di mana banyak orang menolak ibadat formal yang dipimpin oleh imam. Mistik dapat bersifat filsafat, bila yang dipraktekkan ialah ajaran untuk mempersekutukan keberadaan manusia dengan Allah dalam pengalaman ekstasy. Misktik dapat bersifat kejiwaan bila tekanan diberikan kepada kesatuan emosi dan Allah dalam pengalaman ekstasy. Tujuan dari kedua bentuk ini ialah menciptakan suatu perjumpaan segera dengan Allah dalam bentuk yang lebih dari pada biasa, di mana mereka menantikan Allah secara pasif.

Sebab munculnya ajaran mistik

Scholasticism – menyumbangkan kepada munculnya mistik karena menekan akal di atas emosi, di mana mistik adalah reaksi terhadap scholasticism yang memberikan tekanan reaksi kepada aspek intelektual.
Misticism adalah protes dan reaksi terhadap gereja yang merosot dalam moral dan kerohanian serta terhadap kekalutan dalam masyarakat, a.l.:
- kematian masal tahun 1348-1349 (karena wabah penyakit black plague) yang merenggut nyawa 1/3 penduduk Eropa.
- Revolusi Petani 1381 di Inggris yang dihubungkan dengan ide Wycliffe – adalah bukti kegoncangan sosial.
- Wibawa pemimpin rohani dipertanyakan oleh adanya penawanan Babylonia dan perpecahan besar.

Mistik yang terkenal

Ada dua jenis mistik
1) Latin – yang menekankan pengalaman emosi dalam hubungan dengan Kristus. (Bernard Clarvold abad 12)
2) Teutonik – pendekatan filsafat kepada Allah. (Meister Eckhart) yang menuntun kepada Pantheisme (roh ilahi mendiami segenap alam khalik/sifat asli)

St. Catherine dari Siena (tahun 1347-1380) yang mewakili mistik Latin. Ia percaya bahwa Allah berbicara langsung ia atas nama Allah menghantam dosa dan kejahatan para pemimpin dan ialah yang memaksa Gregory XI untuk berpindah dari Avignon ke Roma tahun 1377.

Meister Eckhart (1260-1327) – Dominician membangun mistik di Jerman. Ia percaya bahwa hanya yang ilahi adalah rill. Ia mengajar bahwa orang Kristen harus bersekutu dalam roh dengan Allah melalui persatuan manusia dengan Allah dalam pengalaman Ekstasi. Ia membedakan keallahan dan Allah. Tujuan akhirnya agar ciptaan dapat bersekutu dengan ke-Allah-an. Ia pernah berkata: “Allah harus menjadi saya dan saya menjadi Allah”. Ajarannya menuntun kepada Pantheisme.

John Touler (1300-1361) dari group Dominician yang dikenal dengan sebutan “Sahabat Allah”. Ia meneruskan tradisi Ekhart, tetapi lebih Injili. Ia menekankan pengalaman batin dengan Allah lebih dari pada lahiriah. “Sahabat Allah” berpusat di lembah Rhine.

Heinrich Susu (1295-1366)

Ruleman Mersvin (1307-1382).
Di Belanda gerakan “Sahabat Allah” di sebut “Saudara-saudara yang hidup bersama”. Mereka dipimpin oleh Ruysbrocek (1293-1381).

Gerhard Grook (1340-1384)

Thomas Hemerken dari Kempis (Thomas Kempis) 1380-1471)

Akibat munculnya Ajara Mistik

Mistik muncul sebagai perlawanan terhadap ibadat yang hambar dan ajaran scholastic yang kaku dalam gereja
Mistik menekankan pengalaman batin melawan tekanan berlebih-lebihan yang telah diberikan kepada hal-hal lahiriah dalam ibadat gereja.
Mistik menekankan pendekatan pribadi kepada Agama (Allah), yang adalah juga sifat reformasi.
Kecenderungan negatif ialah menggantikan pengalaman batin dengan Alkitab (lebih mempedomani perasaan, visi, dsb daripada mempedomani Alkitab).
Gerakan terlalu bersifat pasif dan anti sosial
Cenderung kepada pantheisme yang mengganti ciptaan dengan Allah.

III. Pemuka Reformasi
Mistik berusaha untuk mempersonalisasi pengalaman agama, sedangkan golongan reformator seperti Wycliffe, Huss dan Savonarola lebih tertarik mengembalikan gereja kepada ajaran Perjanjian Baru tentang gereja yang ideal.

John Wycliffe (1328-1386)
Wycliffe belajar dan mengajar di Oxford dalam sebagian besar waktu hidupnya. Sampai 1378 ia adalah seorang reformator yang mau mengadakan reformasi dalam gereja Roma Katolik dan menghapuskan pemimpin gereja yang a-moral yang menarik kekayaan gereja yang menurut dia adalah alasan sampai gereja jatuh ke keadaan amora. Keadaan negara yang menentang pembayaran pajak kepada Paus mendukung kehadiran Wycliffe. Ia mengajar bahwa “Allah memberikan harta benda untuk digunakan sebagai harta milik, yang dipercayakan kepada gereja untuk kemuliaanNya.” Kegagalan gereja melaksanakan tugasnya dengan baik merupakan alasan di mana pemerintah dapat menyita harta benda itu dan menyerahkannya kepada orang lain yang dianggapnya dapat melayani Allah dengan lebih baik. Cara ini dipakai s.d. tahun 1378, di mana tahun 1382 Wycliffe mulai menentang Paus dengan keras dengan menyerang doktrin gereja Roma Katolik dengan menekankan bahwa Kristus adalah Kepala Gereja, bukan Paus. “Alkitab adalah otoritas tertinggi dari orang percaya dan Gereja Roma Katolik harus kembali kepada teladan Gereja Perjanjian Baru.”
Karena disokong oleh John dari Gaunt Gereja Roma Katolik tidak berani menjamah Wicliffe. Untuk menjamin ajarannya, tahun 1382 Wycliffe menerjemahkan Perjanjian Baru ke dalam bahasa Inggris dan tahun 1384 Nicholas Hereford menyelesaikan terjemahan Perjanjian Lama ke dalam bahasa Inggris.
Wycliffe juga menentang dogma Transubstansiasi. Wycliffe mempertahankan bahwa substansi dari materi/elemen tidak dapat diubah. Itu berarti: imam tidak dapat memohon keselamatan dengan memakai misa. Pandangannya ditantang tahun 1382 dan ia diturunkan dari jabatannya. Namun demikian ia telah menyediakan regu pengkhotbah awam yang disebut kelompok Lollards yang berkeliling Inggris untuk menyebarkan ajaran Wycliffe. Tahun 1401, gereja mendesak parlemen untuk menghapuskan putusan yang disebut “De Haeretico Comburando yan ditujukan kepada Wycliffe dan kelompok Lollards dengan ancaman mati bila menyebarkan ajaran Wicliffe. Ajaran ini telah menyiapkan jalan bagi reformasi di Inggris. Ajarannya tentang sama hak dalam gereja telah dikenakan kepada petani yang menyebabkan revolusi petahun 1381.
Mahasiswa Bohemia yang belajar di Inggris membawa ajaran Wycliffe ke Bohemia yang kemudian menjadi dasar ajaran Huss.

John Huss (1369-1415)
John Huss yang belajar di Universitas Prague dan telah menjadi rektornya, membaca tulisan Wycliffe tahun 1402 dan kemudian mengikutnya. Ia kemudian berkhotbah tentang ajaran Wycliffe itu, dan situasi memang mantap karena didukung oleh situasi nasionalisasi di Bohemia yang menentang kuasa kerajaan suci Roma atas mereka. Ia menganjurkan reformasi dalam Gereja Roma Katolik seperti Wycliffe. Paus menentang ajarannya dengan keras, dan ia diminta datang ke konsili Constance untuk mempertanggungjawabkannya dengan jaminan keselamatannya. Ajaran Wycliffe dan Huss dikutuk tetapi menolak untuk menarik ajarannya. Akhirnya ia dibakar hidup-hidup atas perintah konsili. “Tubuh dapat dibinasakan tetapi ide dan ajaran tidak”. Dan memang ide Huss diteruskan oleh pengikutnya.
Dari pengikut Huss muncul kelompok “Taborite” yagn menolak ajaran iman dan praktek gereja Roma Katolik yang tidak didukung Alkitab. Beberapa dari kelompok Taborite membentuk apa yang disebut Unitas Frotrum (United Brethren) atau “Saudara-Saudara Bohemia” pada pertenghan abad 15. Dari kelompok inilah “John Amos Comenius (Bapak Pendidikan Agama Kristen) juga berasal dari kelompok saudara ini.
Ajaran Huss mempengaruhi Wesley dari orang Noravian di Inggris dan juga Luther reformasi Jerman yang terkenal itu.

Savonarola (1452-1498)
Meskipun Wycliffe dan Huss dicap sebagai bidat karena membuat Alkitab sebagai otoritas iman, namun Savonarola menuntu reformasi di dalam gereja di Florence (Italia). Ia menjadi biarawan dalam ordo “Dominician tahun 1474” dan ditugaskan di Florence. Di sana ia berkhotbah “Melawan Dosa dan Kejahatan Paus dan Gereja”. Ia akhirnya mati digantung. Ia memang tidak lebih maju dari Wycliffe dan Huss, namun ketiganya dapat disebut “Bintang Fajar Reformasi”

Tahun 1409-1499
Pemimpin dari Consili-Consili Reformasi menuntut perubahan di mana pemimpin Gereja dapat terdiri dari golongan awam. Consili berusaha menghapuskan pemimpin yang korupsi.
Tantangan Paus Dari Luar

Reformasi dari dalam datangnya dari ajaran mistik, para reformator dan Consili. Pada waktu yang sama ada tantangan yang datang dari gerakkan Renaissance dari luar, nasionalisme dan ekspansi ke dunia luar menyokong meletusnya reformasi Protestan melawan ke-Paus-an.

I. Renaissance (tahun 1350-1650)
Renaissance menguasai Eropa. Renaissance dalam bahasa Latin berartik: “Lahir Kembali, yaitu pembaharuan kembali kebudayaan dan kesenian kuno. Ada Renaissance di Italia dan Renaissance Teutonik.
Renaissance = Renesanse
Dilapangan ilmu pengetahuan dan kesusteraan makna ini dinamai “Humanisme” arti kata yang sekarang “Kemanusiaan” lebih luas lagi ialah: peradaban yang diperoleh dari kebudayaan kuno.


Sejarah gereja modern
1517 dan seterusnya

Reformasi dan kontra reformasi
Latar belakang reformasi
Reformasi menjadi suatu hal yang pasti karena ketidaksediaan gereja Roma Katolik untuk mengubah dan memba membenahi dirinya atas dorongan gerakan reformasi Wycliffe, Huss dan Sovonoralla, dan juga dari konsili-konsili reformasi dan Humanis. Dukungan untuk reformasi itu juga datang dari munculnya “negera bangsa” yang menolak tuntutan Paus untuk haknya sebagai pemerintah dunia. Disamping itu munculnya golongan menengah yang bergerak dalam perdagangan merupakan saingan ekonomi terhadap gereja Roma Katolik dan dengan sendirinya merupakan dukungan tidak langsung untuk reformasi. Disamping itu ada faktor sosial lain yang adalah warisan agama kafir lalu dan dicampur dengan perkembangan bari di dalam gereja menciptakan suatu masyarakat kristen yang korupsi yang menuntut adanya reformasi.

I. Munculnya usaha mencapai dunia.
Perubahan Geography 1492-1600
Colombus – penemuan dunia baru menjelang 1492.
1522 – waktu Luther selesai menterjemahkan NT ke dalam bahasa Jerman, Magelnoes telah berhasil mengelilingi dunia. Portugis, Perancis, dan Spanyol = Roma Katolik.
Inggris dan Belanda = Protestant. Keduanya berlomba mencapai dunia bagi kekristenan.

Pembaharuan Politik
Dari konsep negara Unversal ke negara bangsa. Sentralisasi pemerintah pada negara bangsa.

Pembaharuan Ekonomi
Abad pertengahan = Eropa – Ekonomi Pertanian
± 1500 – munculnya kota-kota, pasar-pasar, dan penemuan sumber alam – membuka jalan bagi adanya pedangang kelas menengah antar kota. Setelah revolusi Industri tahun 1750 barulah tercipta sistem ekonomi internasional.

Perubahan Sosial
Perubahan status sosial dari hamba ke orang bebas dankelas menengah.

Perubahan Intelektual
Karena Renaisance – maka timbul suasana di Eropa yang menyambut kehadiran dan perkembangan Protestan. Orang Kristen humanis – yang tertarik mempelajari hal-hal yang telah lalu – akhirnya berusaha mendekati Alkitab dalam bahasa-bahasa asli dengan demikian mereka dapat mengerti gereja Roma Katolik dan Protestant dengan jelas kemudian.

Perubahan Agama
Antara Colombus menemukan Amerika Serikat dan Luther tahun 1517 terjadi perubahan agama yang besar. Dari agama universal yang disokong oleh universe kepada agama yang disokong oleh tiap negara secara lokal.

II. Definisi Reformasi
Roma Katolik – revolusi/pemberontakkan terhadap gereja umum oleh golongan Protestan. Protestan – reformasi yang membawa gereja kembali kepada gereja sesuai dengan Perjanjian Baru.
Umum – tahun 1517 – 1563 dapat diklasifikasikan sebagai tahun reformasi – menciptakan gereja Nasional.
Contra reformasi: 1545-1645 – usaha gereja Roma Katolik untuk membendung kemajuan gerakan Protestant – reformasi di dalam gereja Roma Katolik untuk memperkuat diri kepada Protestant.

III. Kejadian/Peristiwa dari Reformasi
Interpretasi Reformasi:
- Protestant sebagai pergerakan agama untuk mengembalikan gereja kepada praktek mula-mula berdasarkan Perjanjian Baru.
- Roma Katolik berpandangan bahwa Luther adalah bidat – karena ingin kawin.
- Voltair ○ Menafsirkan interpretasi rasional dari reformasi.
o Reformasi adalah akibat dari hidup biara yang berbeda-beda diantara bangsa Saks dan di Inggris adalah akibat dari soal cerita Raja Henry VIII yang menyebabkan pertentangan antar golongan biara Agustinaar dan Dominician.
- Marxism – reformasi sebagai masalah ekonomi.
Reformasi merupakan alasan berkaitan yang komplit dan banyak yang tidak dapat dipisahkan satu dari yang lain karena mempunyai hubungan sebab akibat satu dengan yang lain.

Sebab – Reformasi
1) Faktor Politik – Alasan utama
Negara bangsa – menentang gereja Roma Katolik dengan konsep negara Suci Roma – Negara Umum yang menuntut hak umum atas setiap negara.
- Reformasi terletak di luar negara Roma tua – orang berpikir bahwa reformasi sama dengan pemberontakkan bangsa kristen Teutonik melawan bangsa Kristen dengan latar belakang Italia.
2) Faktor Ekonomi – bukan Marx
Gereja Roma Katolik dianggap gelojoh (rakus) oleh negara Eropa Barat istimewa oleh golongan menengah.
3) Faktor Intelektual – reformator mempunyai pandangan yang kritis terhadap gereja karena renaisance.
4) Faktor moral
Ahli Humanis mempunyai Perjanjian Baru Yunani dan telah mengerti dan melihat perbedaan jelas dengan ajaran Perjanjian Baru dan praktek gereja Roma Katolik disamping kehidupan moral para pemimpin gereja yang merosot.
- Jabatan rohani dapat dibeli.
Albert Mainiz menggunakan Tetzel untuk menjual surat pengampunan dosa; Hak dijual kepada setiap orang yang mau mengirim saudara kandungnya.
- Banyak imam yang berdosa dan menyimpan gundik-gundik.
- Pelayan gereja disia-siakan.
5) Faktor Theologia
Thomas Agiunas bertentangan dengan Augustus?
Thomas Agiunas:
– Kehendak manusia tidak rusak oleh dosa
– Oleh iman dan alat anugerah dalam Sakramen manusia diselamatkan.
Augustus:
- Percaya bahwa kehendak manusia telah rusak dan manusia tidak dapat menyelamatkan dirinya.
Reformasi = Kembali kepada Alkitab untuk menjawab terhadap Theologia Aguinas.
6) Sebab langsung reformasi ialah Indulgeusia di Jerman. Archbishop Albert yang telah mengontrol dua daerah gereja Roma Katolik juga ingin menduduki jabatan Archbishop Mainz yang kosong. Peraturan gereja memang melarang, tetapi karena gereja St. Peter di Roma mau dilanggar Paus Leo X akhirnya menawar kedudukan itu dengan membayar $250.000. Albert akan meminjam uang dari bank di Augburg. Ia membayar $100.000. tunai dan sisanya akan dilunasi dengan penjualan Indulgensia. Tetzel, biarawan Dominikan dipercayakan oleh Albert untuk mengurus penjualan Indulgensia ini. Dalam abad 13 Alexander Hales memberi dasar waktu kepada praktek Indulgensia ini yang mengajukan bahwa Kristus dan orang suci telah berbuat banyak kesibukkan selama hidup mereka di dunia, dan kebaikan itu tersimpan di surga dan banyak orang dapat menerimanya atas perantaraan Paus. Putusan Paus dijalankan dengan ini ialah bahwa jiwa dari pergatory dapat diselamatkan bila ada yagn membayarnya.
- Luther memasang 95 dalil di Wittenberg adalah sebagai reaksi terhadap ajaran ini. Gereja protestan mengambil Alkitab sebagai otoriti tertinggi bagi gereja.

The Birth of the Modern Era
1350 – 1650
Renaisance
(Intelektual)
Reformation
(Spiritual)
Latin
South of Alpens
Clasical Sourles
Teutonik
North of the Alpens
Biblical sources
Teutonik
Protestan Reformasi
1517 - 1563
Latin Counter reformation 1545-15... = Aristocratic dan from above

Luther dan Reformasi Jerman

Mengapa Jerman?
- Jerman – di diluar daerah Roma tua
- Banyak orang Jerman adalah humanis yang mengritik gereja Roma Katolik.
- Tradisi mistik – subur di daerah Teutonik
- Jerman tidak mempunyai pemimpin yang kuat maka gampang bagi Paus menundukkan Jerman dan mengambil banyak uang dari Jerman. – Kelas menengah juga menderita tindakan gereja Roma Katolik.
- Thuan 1517 – tahun formasi bagi Luther (mengritik Indulgensia) 1518 – 1521 – pecah dengan gereja. 1522 – 1530 – Pengampunan.
- 1531 – 1555 Perdamaian (damai di Augsburg) – Intheranisme – conflik dengan Rananisine di bawah Luther dan Melamciton.

I. Masa Formasi Luther s.d. tahun 1517. Marthin Luther lahir pada 10 Nopember 1483 di Eisleben. Luther dididik dalam rumah tangga yang berdisiplin ketat tahun 1498-1501 Luther belajar di Einsenach. Tahun 1501 ia belajar di Universitas Erfurt di mana ia belajar filsafat Aristoteles di bawah seorang guru yang menulis dari Williar Occan. 1502 mendapat gelar BA, 1505 – MA.
II. Putus hubungan dengan Roma 1518 – 1521
III. Tahun-tahun perpisahan 1522-1530
IV. Peranan-peranan Jerman dan Organisasi gereja.
V. Lutheranisme berkembang di Skandinavia

Reformasi di Switzerland.
Ada tiga tipe yaitu:
Swingcy – Utara – bahasa Jerman – Jerman Speaken
Calvin – Selatan/Genewa
Imabaptis – Surich – Menno Simous

XI. Kebangunan belajar abad pertengahan dan penyembahan

Gerakan intelektual “Schalastic” berkembang antara tahun 1050 – 1350. Gerakan ini berhasil mengimbangi gerakan bidat yang terkenal abad ini. Schalastik berkembang di Cathedral-Cathedral, sekolah biara, dan akhirnya dalam universitas pada abad 13.
Sesudah tahun 1050 gelar kehormatan “Doctor” dipakai sebagai gelar Bapa pada Gereja mula-mula.
I. Schalastian (aliran Schalastic)
Definisi: Schalastian dan Schalastic berasal dari bahasa Latin yaitu tempat dimana kegiatan belajar dilaksanakan. Kata schalastic dikenakan kepada guru-guru pada istana Charlemagne dan juga kepada ahli-ahli abad pertengahan yang menggunakan filsafat untuk mempelajari ajaran agama. Ahli-ahli ini berusaha untuk membuktikan kebenaran melalui proses ratio, bukannya mencari kebenaran baru. Schalaticein dapat didefinisikan sebagai usaha untuk menasionalisasi theologia agar dapat membuktikan/mendukung iman berdasarkan akal (rasio).
Theologia dipelajari dari segi filsafat, dan bukan Alkitab. Data Wahyu Allah disusun secara sistematik berdasarkan metode filsafat logika deduktif dari Aristoteles dan dihumaniskan oleh filsafat Aristoteles. Masalah dalam bidang ini sama dengan abad 19 di mana gereja dihadapkan dengan bagaimana menghubungkan ajaran kristen dan hasil penemuan ilmu pengetahuan yang baru. Schalastic berusaha untuk mendamaikan filsafat alamiah dari Aristoteles yang dicapai melalui proses resionalisasi dengan theologia yang didasarkan atas Alkitab sebagai Wahyu Allah dan kaidah iman.

Alasan Munculnya Schalasticesme
Munculnya filsafat Aristoteles di Eropa.
Biarawa yang dipimpin oleh Boetius telah menerjemahkan sedikit dari Filsafat Aristoteles pada abad ke-V, tetapi hanya sedikit dari filsafat tersebut dapat diketahui. Filsafat Aristoteles makin populer di Eropa karena dikembangkan dari hasil terjemahan filsuf Arab Averroes dan Rabbi serta terjemahan filsafat Yunani Moses Maimonides yang muncul di Paris. Alexander Halos menerima filsafat ini dan berusaha menghubungkan dengan theologia.
Para Ordo abad pertengahan tertarik menggunakan filsafat untuk mempelajari Theologia dan firman Allah. Dominician – Albertus Maguno dan Frans Aguines. Franseisea – William Boca dan Bonaventura.
Peluasan kebangunan universitas yang mulai pada abad 12 menyiapkan tempat berpijak bagi gerakan intelektual yang baru dan banyak universitas yang membangun kurikulum mereka dalam studi theologia dibantu oleh logika dan akal.
Pada masa Abelardo, universitas Parislah yang berperanan besar dalam orientasi belajar seperti ini.

Isi Schalasticine:
Perlu dipahami bahwa schalasticeim tidak berusaha untuk mencari kebenaran selain daripada usaha untuk menasionalisasi dan menyusun kebenaran-kebenaran yang telah diterima sehingga kebenaran tersebut yaitu yang datang dari iman berdasarkan Alkitab atau akal berdasarkan filsafat dapat dihumaniskan secara menyeluruh. Mereka berusaha untuk menjawab: apakah iman itu beralasan atau tidak. Isi dari usaha studi mereka dalam Alkitab, pengakuan iman dan dari konsili-konsili Eukumene dan tulisan-tulisan Bapa-bapa gereja.

Metode Selastic
Metodology dan sclastic adalah: filsafat dialectic atau logika Aristoteles theologinya diterima oleh gereja Roma Katolik. Dialektik atau logika Aristoteles adalah deduktif dan menekankan syllogisme sebagai instrumen dari logika deduktif. Pemikir deduktif mulai dengan kebenaran umum yang tidak pernah dibuktikan kebenarannya, tetapi hanya diambil sebagai dasar berpijak. Ia menghubungkan kebenaran umum ini dengan fakta khusus yang darinya akan diambil suatu kesimpulan yang dilain pihak menjadi fakta kebenaran baru. Golongan Schalastik mengambil kebenaran umum dari Revealed Theology (Alkitab) dan menggunakan metode Aristoteles untuk menarik suatu kesimpulan sistematis dan humanis.

Frame of Schalasitic
Dalam isi dan metode – Schalasitic memegang gereja dan Aristoteles. Garis pemikiran filsafat schalistic didasarkan atas filsafat Yunani dan titik tolaknya terletak pada filsafat mana yang digunakannya, yaitu Plato atau Aristoteles. Dalam hubungan dengan realitas yang sebenarnya (ultimate reality). Plato, Socrates dan Aristoteles percaya bahwa universali mempunyai sinar existensi tujuan ke suatu arah diuniverse Bertegn dengan Aristoteles, Plato berkata bahwa kebendaan universal atau ide berbeda dengan hal-hal khusus (universalia ante rem).
Contoh: Ia percaya akan kebenaran umum, bahwa: keindahan dan kebaikan berada terpisah dari tindakkan/perbuatan benar individu, karena keindahan dan kebenaran adalah oleh orang-orang. Suatu perbuatan baik adalah kenyataan yang ada secara objektif terpisah dari perbuatan; itu hanya bayangan atau refleksi dari kebaikkan universal. Suselmus adalah orang yang mengemukakan pendangan ini kepada theologia. Pandangannya bisa disebut realisme tetapi akhirnya jadi Pantheisme.

Aristoteles percaya bahwa universals/ide mempunyai keberadaan yang obyektif tetapi tidak terpisah dari hal-hal yang berhubungan dengan pribadi (universalia in me). Pandangan ini dapat disebut realis moderat. Achelardo dan Th. Argumus dapat digolongkan di sini. Golongan nominal – menentang kedua pandangan di atas. Mereka adalah Roscelleins dan William Ocean. Ide mereka disebut “universalia post rem”; mereka percaya bahwa kebenaran umum/ide tidak mempunyai kebenaran objektif tetapi subjektif di dalam pikiran. Yang adalah ide subjektif yang dikembangkan di dalam pikiran sebagai hasil obervasi dari suatu hal khusus.
Contoh: Keadilan adalah gabungan ide yang dapat diterima seseorang dari rentetan aksi yang adil.

Nominalis memperhatikan individu sedang kedua golongan lain mementingkan kelompok atau institusi. Nominalis mempelopori empiricist abad 17/18 dan positivis/pragmatis abad 20. Nominalis tidak menyangkal wahyu yang menekankan bahwa sekarang harus dipercayai sebagian berwewenang dalam dirinya sendiri bukan dari akal. Tekanan yang diberi oleh gereja Roma Katolik abad pertengahan ialah: kesatuan manusia dalam hidup intelektualnya; dengan demikian kehidupan rohani dan pengetahuan rasional dapat diharmoniskan supaya dapat memberikan kepadanya kepastian akan iman dan akal (rasio).
1050 – 1150 – Realisme – Amsems/Benard menang
1150 – 1300 – realisme moderat – Aeras
1350 − nominalis menang atas pikiran

Orang besar Schalastic:
1. Arselms (1030 – 1109) – Italia Utara
2. Abelardo (1079 – 1142) – Inggris
3. Peterhombard (1150 – 1160)
4. Albermaguns (1206 -1280)
5. Thomas Agusmos (1225 – 1274)
6. Fransisca (mengritik Agumas = Dominician)
7. Roger Bacu (1214 – 1294).

Hasil dari Schalastik:

1. Menguatkan institusi gereja dan ajaran tentang sakramen sebagai saluran berkat dan tidak ada keselamatan tanpa sakramen yang hanya dapat dijalankan oleh gereja.
2. Sebagai hasil ide Agumas yang percaya bahwa akal mendahului atau sebagai alat pengetahuan tetapi dilengkapi oleh wahyu membawa kepada pemisahan yang sekular (dunia) dan secret. Ini memecahkan pikiran orang untuk berpikir bahwa ada dua kenyataan yaitu kebenaran ilmu pengetahuan dan kebenaran teologia yang mengalihkan pandangan orang dari Allah sebagai sumber kedua-duanya itu.
3. Normanilisme itu menekankan kepentingan individu menyebabkan timbulnya pandangan bahwa individu lebih penting dari pada universalisme. Muo akhrinya otonom. Tetapi ada yang berpikir bahwa muo dapat membawa diri kepada Allah dengan usahanya sendiri.
4. Ajaran agama melengkapi gereja Roma Katholik dan ajaran otoriti sebagai sinthesis/harmonisasi filsafat dan dialogma/agama.

1 komentar:

Yonas Muanley mengatakan...

mantap weblognya (blog) dan isinya. Bapa ini beta punya weblog: http://blogdosenteologi.blogspot.com; http://karyakudirumahbaru.blogspot.com